Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat sore para pembaca setia blog Story of Wejhe. Bagaimana kabar kalian hari ini ? Alhamdulillah aku sendiri dalam kondisi yang sangat baik. Hari ini, aku akan menceritakan impresiku selama menjadi siswa di SMAN 1 Klaten, yang merupakan SMA terfavorit se-Klaten. Oke, langsung saja. Check it out !
1. Impresi awal masuk SMAN 1 Klaten.
(Gambar 1. Gerbang depan SMAN 1 Klaten) |
"Eyes Friendly", hal ini yang pertama kali aku rasakan saat berada di lingkungan SMAN 1 Klaten. Nuansa bumi hijau yang sangat asri dan dipadu dengan tata letak gedung yang sangat rapi, membuat para siswa menjadi lebih nyaman ketika belajar di SMAN 1 Klaten. Banyak sekali pepohonan dan rerumputan hijau yang membuat lingkungan SMAN 1 Klaten tampak sangat asri.
Selain itu, tata letak gedung yang sangat rapi membuatku tidak merasa kesulitan untuk menghafal tata wilayah di SMAN 1 Klaten ini. Hanya saja, para pendatang baru mungkin akan kebingungan ketika menentukan arah mata angin di lingkungan SMAN 1 Klaten ini, karena letak geografisnya yang tidak linier dengan 4 arah mata angin utama.
SMAN 1 Klaten juga dilengkapi berbagai fasilitas yang cukup memadai untuk menunjang proses KBM siswa-siswinya, antara lain : ruang kelas, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium biologi, laboratorium kimia, laboratorium fisika, taman baca, ruang agama, dan lain sebagainya. Satu hal yang sangat aku sukai adalah banyaknya Wifi-Spot di SMAN 1 Klaten ini. Hal ini akan sangat berguna bagi siswa-siswi yang minim kuota, seperti aku wkwkwk.
2. Semua muridnya disiplin, Fakta atau Mitos ?
(Gambar 2. Proses KBM di SMAN 1 Klaten) |
Mungkin di luar sana banyak orang yang berpikir bahwa semua murid SMAN 1 Klaten memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi. Sebelum aku masuk di sekolah ini, akupun juga sempat berpikir seperti itu. However, ternyata tidak semua murid SMAN 1 Klaten memiliki kedisiplinan yang tinggi. Beberapa dari mereka ada yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah (contohnya saya :v), namun masih dalam batas wajar. Yang membedakan dengan SMA lainnya adalah kalian akan lebih mudah menemukan murid yang disiplin di SMAN 1 Klaten. Jika dibuat perbandingan, maka perbandingan antara murid yang disiplin dengan yang agak malas adalah 5 : 1.
3. Persaingan antar murid yang sangat ketat.
(Gambar 3. Pelaksanaan UNBK di Lab.Komputer SMAN 1 Klaten) |
Seperti yang kita tahu, SMAN 1 Klaten merupakan tempat berkumpulnya orang-orang cerdas dan berbakat dari berbagai SMP di berbagai daerah. Jadi, mau tidak mau kita harus berjuang keras untuk bisa menjadi yang terbaik di sini. Siswa-siswi di SMAN 1 Klaten ini memiliki cara belajar mereka masing-masing agar dapat memahami apa yang telah diajarkan oleh guru.
Namun, perlu diketahui bahwa persaingan di SMAN 1 Klaten ini masih tergolong persaingan yang sehat. Persaingan yang mereka lakukan bukan untuk menjatuhkan siswa lainnya, melainkan menjadi dorongan dan motivasi tersendiri bagi siswa untuk belajar lebih giat lagi. Tidak jarang aku melihat teman-temanku melakukan diskusi dan belajar bersama untuk impian mereka. Mereka saling berbagi ilmu satu sama lain agar nama baik SMAN 1 Klaten tetap terjaga.
4. Prestasi Non Akademiknya ?
(Gambar 4. Nismara Paramayoga, Peraih Juara I di Lomba Essay Kekayaan Intelektual) |
Prestasi SMAN 1 Klaten di bidang akademik memang tidak bisa diragukan lagi. Namun, bagaimana dengan prestasi non akademiknya ? Selain berprestasi di bidang akademik, SMAN 1 Klaten juga banyak menorehkan prestasi gemilang di bidang non akademik. Salah satunya adalah menjuarai Lomba Essay "Kekayaan Intelektual" Tingkat Nasional. Selain itu, Tim Basket SMAN 1 Klaten juga pernah menjuarai Klaten Basket League. Di bidang kepramukaan, aku dan teman-teman Dewan Ambalan SMAN 1 Klaten juga sering menjadi Juara I di Padma Birawa Roverscout Competition dan juga Karya Buana Binwil Surakarta. Di bidang baris-berbaris, Pratiyodha Paramitha juga banyak menorehkan prestasi gemilang, salah satunya di Kejuaraan baris-berbaris yang diadakan oleh PPI.
(Gambar 5. Tim Dewan Ambalan menyabet 5 Piala di PBRC 2017) |
Masih banyak lagi prestasi-prestasi non akademik yang disabet oleh murid-murid SMAN 1 Klaten. Di samping kecerdasan akademik, mereka juga menyimpan sejuta bakat-bakat menarik yang dapat mereka kembangkan melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Selain itu, mereka juga dilatih untuk mampu berorganisasi melalui berbagai organisasi siswa di SMAN 1 Klaten. Jadi, masih meragukan prestasi SMAN 1 Klaten ?
5. Banyak guru killer ?
(Gambar 6. Guru SMAN 1 Klaten) |
Jika kalian bertanya "berapa jumlah guru killer yang ada di SMAN 1 Klaten ?", maka jawabanku adalah "relatif", tergantung pada siswa yang menilainya. Definisi guru killer sendiri terbagi menjadi beberapa sudut pandang. Beberapa orang menganggap bahwa guru killer adalah guru yang pelit nilai, beberapa lainnya menganggapnya sebagai guru yang sering marah-marah, ataupun guru yang banyak memberi tugas pada murid. Jadi, mungkin A menganggap guru X merupakan guru killer, namun B tidak menganggap guru X merupakan guru killer. Relatif kan ?
Menurutku, masing-masing guru di SMAN 1 Klaten memiliki cara mengajarnya sendiri-sendiri. Namun, aku yakin tujuan mereka sama, yaitu untuk mencerdaskan siswa-siswi SMAN 1 Klaten. Pada akhirnya, semua berbalik pada bagaimana kita menyikapi guru tersebut. Kemampuan adaptasi siswa terhadap guru akan sangat mempengaruhi hasil belajarnya, itu yang aku rasakan selama menjadi murid SMAN 1 Klaten.
6. Sekolah Ber-Integritas ?
(Gambar 7. Sertifikat Integritas SMAN 1 Klaten) |
Mungkin sebagian besar dari kalian sudah tidak asing dengan kata-kata ini. Integritas, merupakan tingkat kejujuran siswa-siswi di suatu sekolah dalam menjalani berbagai bentuk ujian. Di tahun 2015, SMAN 1 Klaten mendapatkan penghargaan sebagai Sekolah Berintegritas dalam UN 2015 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan. Ini berarti bahwa SMAN 1 Klaten telah diakui kejujuran siswa-siswinya dalam mengerjakan ujian.
Bagaimanakah budaya integritas itu di masa sekarang ? Aku tidak berani mengatakan bahwa integritas SMAN 1 Klaten hilang, namun menurutku hanya sedikit berkurang. Berkurangnya budaya integritas ini disebabkan karena pudarnya esensi menuntut ilmu yang sebenarnya. Siswa-siswi masa sekarang dituntut untuk mendapatkan nilai yang tinggi, bukan ilmu yang tinggi. Kesalahan konsep inilah yang membuat kebudayaan integritas siswa menjadi turun.
Namun, di balik turunnya tingkat integritas sekolah secara umum, masih ada sebagian besar siswa yang menjunjung tinggi integritas. Karena mereka percaya bahwa kesuksesan tidak bergantung pada angka yang tertera di rapor, namun kesuksesan adalah buah dari kerja keras dan integritas. Sikap integritas ini perlu dibudayakan lagi dan dikembangkan karena akan dibawa hingga ke dunia kerja.
Mungkin cukup sekian dulu yang dapat kuceritakan. Sepertinya aku sudah bercerita terlalu panjang dan lebar wkwkwk. Bila ada kata yang salah saya mohon maaf, terutama kepada Civitas Akademika SMAN 1 Klaten. Tulisan ini murni hanyalah sebuah pendapat, tidak ada maksud untuk menjatuhkan. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian. Jazakumullahi Khairan Katsiran.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Ditulis Oleh : Wahyu Wijiyanto
Waktu Terbit : Jum'at, 23 Maret 2018 Pukul 17.00 WIB
Komentar
Posting Komentar