Langsung ke konten utama

Cerpen : Tembok Besar Cinta (Part.II)

Kado spesial untuk Mitha

Hari berganti hari, dan tanpa kusadari aku telah menjalin hubungan dengan Mitha selama 2 tahun. Hari ini adalah hari yang spesial bagi kami berdua. 17 April, yang merupakan hari kelahiranku, hari kelahiran Mitha, dan sekaligus merupakan hari jadian kami.
           
Aku berencana untuk memberi kado yang spesial untuk Mitha. Sebuah cincin, yang sering Mitha lihat di sebuah toko perhiasan. Beberapa kali, aku melihat Mitha sedang melihat cincin tersebut sambil tersenyum.
            
Aku telah menyiapkan segalanya untuk hari ini. Dekorasi, logistik, lighting, pentas seni, dan segala yang dibutuhkan telah aku siapkan dengan matang. Aku mengundang semua temanku untuk hadir dalam acaraku ini, termasuk Mitha. Cincinnya  sudah kusiapkan dan kukemas dengan wadah kaca yang desainnya kubuat sendiri. Semua temanku telah datang sebelum Mitha datang ke rumahku.
            
Malam pun tiba. Tak lama kemudian, Mitha datang ke rumahku. Suasana rumah sengaja ku buat gelap dan sepi terlebih dahulu. Mitha memanggil namaku terus-menerus, dan sepertinya Mitha ketakutan dengan suasana ini. Tanpa basa-basi, aku pun menghidupkan semua lampu dan teman-temanku segera menyanyikan lagu “Happy Birthday to You”.
            
Mitha pun terkaget, dan menangis terharu karena kebahagiannya. Aku pun langsung membawakan cincin yang telah kubawakan, dan ku pasangkan pada jari manis Mitha. Sengaja aku membeli dua cincin agar aku juga bisa memakainya. Mitha masih larut dalam keharuannya karena dia tidak menyangka akan mendapatkan surprise semacam ini dariku. Aku langsung memeluknya dalam dekapanku. Aku bisa merasakan kebahagiaan yang dia rasakan saat ini. Aku bersyukur Mitha bisa bahagia karenaku. Acara berlanjut ke pentas seni, dimana aku menyanyikan lagu “Akad - Payung Teduh” yang ku persembahkan untuk Mitha.
            
Mitha sangat menikmati laguku dan merasa bahagia karenanya. Semua temanku pun juga ikut menari dan bernyanyi. Suasana seperti inilah yang amat-sangat kuharapkan selama ini. Bisa membuat Mitha bahagia, adalah salah satu impian yang sangat kudambakan. Semakin aku dapat membahagiakannya, semakin aku tidak ingin untuk kehilangannya.
            
Malam ini akan menjadi malam yang penuh kenangan dalam hidupku, dan akan menjadi malam yang tak akan terlupakan untuk selama-lamanya. Semua yang terjadi malam ini, akan menjadi saksi bisu kisah cinta antara aku dengan Mitha. Dan aku percaya, bahwa takkan ada sesuatu apapun yang dapat memisahkan ikatan cinta kami berdua.

Disaat semua itu telah berubah
            
Takkan ada satupun yang dapat memisahkan ikatan cinta kami berdua. Begitulah yang selama ini aku percayai. Aku selalu yakin pada kata-kata itu, atas dasar rasa cintaku pada Mitha. Tetapi, sekarang semua itu telah berubah, dan tidak sama lagi seperti dulu.
            
Suatu hari, Mitha mengajakku untuk makan malam di rumah makan dekat rumahnya. Aku yakin pasti Mitha ingin memberikan sesuatu yang menarik, karena biasanya aku lah yang mengajaknya untuk makan malam, bukan dia. Lalu, aku segera mandi dan berganti pakaian, dan menaiki motorku untuk pergi ke rumah makan yang diinginkan oleh Mitha.
            
Sesampainya di rumah makan, aku tidak melihat ada sesuatu yang menarik. Yang kulihat hanyalah Mitha yang sedang duduk di meja nomor 17. Aku segera menghampirinya dan menyapanya.

“Hai, Mitha. Gimana kabarmu hari ini ?” Tanyaku.
“Aku baik-baik aja.” Dia menjawab tanpa tersenyum, tidak seperti biasanya. Lalu dia melanjutkan, “Aku ingin bicara sesuatu sama kamu.” Wajahnya datar, dan sepertinya dia menahan tangis.
“Bicara soal apa Mith ?” Aku bertanya, sekaligus memperhatikan air matanya yang makin lama makin menetes. “Kamu kenapa Mith ?” Lanjutku.
            
Air mata Mitha terus mengalir, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Mitha. Aku langsung memeluknya dan berusaha menenangkannya. Baru kali ini, aku melihat Mitha bersedih di hadapanku, dan entah kenapa aku pun juga ikut merasa sedih.

“Han, kita nggak bisa nglanjutin hubungan kita seperti dulu lagi !” Mitha berkata seolah dia sudah tidak punya harapan.
Aku kaget, dan balik bertanya. “Loh, emangnya kenapa Mith ? Kita berdua kan udah berjanji akan bersama selamanya ? Apa kamu lupa ?” Nadaku agak khawatir.
“Kamu tahu kan, Han, Agama kita berbeda. Kita udah beda jalan, Han. Kita nggak akan mungkin bisa bersatu.” Mitha menjawab, dan tangisannya semakin menjadi-jadi.
“Iya, aku tahu Mith. Tapi kita bisa atasi masalah ini bersama-sama.” Aku mencoba meyakinkan Mitha.
“Gimana caranya ?!! Apa kamu bisa ?!!” Mitha menjawab dengan nada yang keras.
            
Aku tidak bisa menjawabnya. Aku hanya bisa membiarkannya pergi tanpa bisa beranjak mengejarnya. Sekarang aku paham, tidak perlu ada dua cahaya dalam satu hubungan. Dan cinta, tidaklah bisa dipaksakan. Dan pada akhirnya, hanyalah sebuah tembok yang dapat mengakhiri kisah cinta kita, tembok besar yang tak akan dapat ditembus oleh kekuatan cinta.

Tamat

Ditulis Oleh : Wahyu Wijiyanto
Waktu Terbit : Senin, 26 Maret 2018 Pukul 20.47

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Seni dan Keindahan

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat sore sobat Story of Wejhe. Tahukah kalian apa itu seni ? Apa hubungannya dengan keindahan ? Mungkin banyak dari kalian yang akan berpikir bahwa "Seni adalah Keindahan". Banyak orang mengatakan bahwa seni itu selalu indah. Memang ada benarnya, namun kalimat "seni itu selalu indah" kurang tepat untuk menggambarkan hakikat seni yang sesungguhnya. Di postingan kali ini, saya akan mencoba untuk membahas dan mengupas segala tentang seni, keindahan, dan hubungan antara keduanya. Postingan ini terinspirasi dari salah satu guru seni budaya di SMAN 1 Klaten. Penjelasan beliau mengenai topik ini sangat menarik, sehingga saya tergugah untuk mengangkatnya dalam postingan ini. (Gambar 1. Lukisan bertemakan Alam) Seni adalah Keindahan, kalimat itulah yang selama ini diyakini oleh sebagian besar umat manusia di dunia. Salah satu contohnya adalah pada gambar di atas. Gambar tersebut merupakan sebuah karya seni rupa berwujud lukisan yan...

Pilih Free Fire atau PUBG Mobile ?

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat malam para pembaca setia blog Story of Wejhe. Pernahkah kalian memainkan salah satu dari dua game android di atas ? Sebagian besar anak remaja mungkin sudah pernah memainkannya. Keduanya adalah game yang ber-genre battle royale.  Sebenarnya, masih ada satu lagi game yang hampir mirip dengan keduanya, yaitu Rules of Survival. Namun, kali ini aku akan membahas Free Fire dan PUBG Mobile saja, karena dua game ini yang sudah sering ku mainkan. Dalam pembahasan ini, aku akan menggunakan sistem perbandingan dengan beberapa parameter. Oke, langsung saja. Check it out ! 1. Game Play. (Gambar 1. Game Play Free Fire) Secara umum, game play dari kedua game ini adalah sama, karena memiliki genre game yang sama pula. Game akan dimulai dengan turun dari pesawat menggunakan parasut, lalu mencari loot  untuk persiapan bertempur dengan musuh. Tujuan kedua game ini pun juga sama, yaitu untuk menjadi yang terakhir hidup dalam game. Di kedua game, jug...

2 Tahun Sejak Menjadi Siswa Baru SMAN 1 Klaten

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat sore para pembaca setia blog Story of Wejhe. Bagaimana kabar kalian hari ini ? Alhamdulillah aku sendiri dalam kondisi yang sangat baik. Hari ini, aku akan menceritakan impresiku selama menjadi siswa di SMAN 1 Klaten, yang merupakan SMA terfavorit se-Klaten. Oke, langsung saja. Check it out ! 1. Impresi awal masuk SMAN 1 Klaten. (Gambar 1. Gerbang depan SMAN 1 Klaten) "Eyes Friendly" , hal ini yang pertama kali aku rasakan saat berada di lingkungan SMAN 1 Klaten. Nuansa bumi hijau yang sangat asri dan dipadu dengan tata letak gedung yang sangat rapi, membuat para siswa menjadi lebih nyaman ketika belajar di SMAN 1 Klaten. Banyak sekali pepohonan dan rerumputan hijau yang membuat lingkungan SMAN 1 Klaten tampak sangat asri. Selain itu, tata letak gedung yang sangat rapi membuatku tidak merasa kesulitan untuk menghafal tata wilayah di SMAN 1 Klaten ini. Hanya saja, para pendatang baru mungkin  akan kebingungan ketika men...